Halo guys, kali ini kami akan membahas tentang Modulasi dan Demodulasi AM lengkap dengan percobaan MATHLAB nya, yuk disimak penjelasan dibawah .
Dasar Teori
Modulasi Amplitudo
Amplitude Modulation (AM) atau Modulasi Amplitudo adalah salah satu teknik Modulasi yang proses pemodulasian sinyal frekuensi rendah (sinyal informasi) pada frekuensi tinggi dengan mengubah Amplitudo gelombang frekuensi tinggi (frekuensi pembawa) tanpa mengubah frekuensinya. Jadi pada Modulasi Amplitudo ini, sinyal pembawanya berubah-ubah secara proporsional terhadap Amplitudo sinyal pemodulasi sedangkan frekuensi tetap selama proses modulasi. Metode ini dipakai dalam transmisi radio AM untuk memungkinkan frekuensi audio dipancarkan ke jarak yang jauh, dengan cara superimposisi frekuensi audio pada pembawa frekuensi radio yang dapat dipancarkan melalui antena. Pembawa yang termodulasi terdiri dari tigafrekuensi yang semuanya RF, yaitu fc Pembawa. fc+fm Frekuensi samping atas. fc+fm Frekuensi samping bawah. Gelombang AM dapat digambarkan, dalam bentuknya yang paling umum, sebagai fungsi waktu sebagai berikut.
…………………………………………….(1.1)
Dimana:
Ka = Sensitivitas Amplitudo dari modulator (indeks modulasi)
S(t) = Sinyal termodulasi amplitude
Ac = Amplitudo carrier
M(t) = Sinyal Informasi
Gambar 1.1Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo
Ciri khas AM adalah pada variasi amplitudo, karena itu penguat (amplifier) yang digunakan haruslah penguat linier, agar penguatan amplitudo yang dihasilkan tetap memiliki variasi yang sesuai dengan sinyal aslinya. Hal ini yang menjadi kekurangan AM karena menggunakan penguat linier yang umumnya lebih mahal dan kurang efisien.
Indeks Modulasi Pada AM
Indek modulasi pada AM merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal pemodulasi dengan amplitudo sinyal carrier. Indeks modulasi biasa disimbolkan dengan m, persamaannya sebagai berikut:
m = Em / Ec ………………………………...(1.2)
dimana :
m = Indeks modulasi
Em = Amplitudo pemodulasi (sinyal informasi)
Ec = Amplitudo pemodulasi (sinyal pembawa / carrier)
Nilai indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan mengalikan m dengan 100. Persamaan 1.2 dapat disubstitusikan ke dalam persamaan Modulasi AM dengan sinyal Sinusoida,sebagai berikut :
v(t) = Vc(1 + m sin wmt) sin wct................ (1.3)
dimana :
v(t) = amplitudo sesaat dari sinyal termodulasi (volt)
vc = amplitudo puncak sinyal carrier (volt)
vm = amplitudo sesaat dari sinyal pemodulasi (volt)
wc = frekuensi sinyal carrier (radian per detik)
t = waktu (detik)
Vm = amplitudo puncak sinyal pemodulasi (volt)
wm = frekuensi sinyal pemodulasi (radian per detik)
Ada beberapa variasi nilai m, diantaranya:
1. Ketika m = 0, Em = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier (sebelum modulasi).
Gambar 1.2 Indeks modulasi saat m=0
2. Ketika 0< m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata, resultan gelombang semakin terlihat signifikan ketika nilai m mendekati 1.
Gambar 1.3 Indeks modulasi saat m = 0.5
3. Ketika m =1, merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling baik dihasilkan jika nilai m = 1. Tetapi kondisi ini sukar dicapai karena keterbatasan alat, terutama kendala noise. Pada nilai m = 1, amplitudo puncak siyal termodulasi akan bervariasidari nol sampai dua kali amplitudo sinyal carrier (sebelum modulasi).
Gambar 1.4 Indeks modulasi saat m = 1
4.
Ketika m
> 1, pada kondisi ini dikatakan terjadi overmodulasi.
Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope
sama sekali berbeda bentuknya dengan sinyal informasi/pemodulasi.
Gambar 1.5 Indeks modulasi saat m >1 (Overmodulasi)
1.3.3 Demodulasi
Demodulasi AM merupakan proses pemulihan sinyal pemodulasi dari sinyal termodulasi. Ada beberapa teknik demodulasi amplitudo, di antaranya dengan menggunakan detektor selubung modulator dan dengan detector sinkron.Demodulasi mengekstraksi sinyal pembawa informasi asli dari gelombang pembawa.yang berarti pemisahan sinyal informasi dari sinyal carrier (pembawa). Proses demodulasi sendiri memerlukan alat-alat yang tidak linier atau berubah-ubah. Ada banyak jenis modulasi sehingga ada banyak jenis demodulator. Output sinyal dari demodulator dapat mewakili suara ( sinyal audio analog ), gambar ( sinyal video analog) atau data biner ( sinyal digital ).
Gambar 1.6 Diagram Demodulasi
Langkah Percobaan
1. Mengakses matlab online atau compatible di link : https://octave-online.net/ (atau searchdi google dengan kata kunci matlab online)
2. Input file program am_mod_demod.m pada icon upload di window octave online
3. List program am_mod_demod.m
%Modulasi Amplitudo
clc clear all
A=input('enter the carrier signal peak = ')
B=input('enter the baseband signal peak = ')
f1=input('enter the baseband signal frequency = ')
f2=input('enter the carrier signal frequency =')
fs=input('enter the sampling frequency = ')
t=0:0.001:1;
M=cos(2*pi*f1*t);
N=cos(2*pi*f2*t); m=B/A;
O=A*(1+m*M).*N;
O1=O;
%spectrum AM
zam = fft(O1); zam =
abs(zam(1:length(zam)/2+1));
frqam = [0:length(zam)-1]*fs/length(zam)/2;
for i=1:length(t)
if O1(i)<=0
O1(i)=0; end
end
[den, num]=butter(2,2*pi*f1/fs);
M1=filter(den,num,O1);
M11=filter(den,num,M1);
M12=filter(den,num,M11); M13=filter(den,num,M12);
figure(1) subplot(5,1,1)
plot(t,M)
title('Baseband signal')
subplot(5,1,2)
plot(t,N)
title('Carrier signal')
subplot(5,1,3)
plot(t,O);
title('Modulated Carrier')
subplot(5,1,4) plot(t,O1)
title('Rectified Modulated Signal')
subplot(5,1,5) plot(t,M13)
title('Demodulated Signal')
figure (2)
plot(frqam,zam)
xlabel('Frequency (Hz)')
Gambar dan Data Hasil Percobaan
Percobaan I dilakukan dengan menggunakan software Matlab Online dengan input nilai magnitude Sinyal Carrier sebesar 5, Sinyal Baseband sebesar 2, frekuensi sinyal Carrier adalah 100, dan frekuensi sampling 1000. Pada percobaan 2, input Sinyal Carrier adalah 2, Sinyal Baseband sebesar 5, dan nilai frekuensi sama dengan percobaan 1.
Perbandingan Sinyal Baseband
PERCOBAAN 1 |
PERCOBAAN 2 |
Sinyal Informasi (Baseband Signal) |
|
Gambar 1.7 TampilanSinyal informasi percobaan 1 |
Gambar 1.8 TampilanSinyal informasi percobaan 2 |
Perbandingan Sinyal Carrier
PERCOBAAN 1 |
PERCOBAAN 2 |
Sinyal Carrier |
|
Gambar 1.9 Tampilan Sinyal carrier percobaan 1 |
Gambar 1.10 Tampilan Sinyal carrier percobaan 2 |
Perbandingan Sinyal Termodulasi
PERCOBAAN 1 |
PERCOBAAN 2 |
Modulasi Sinyal AM |
|
Gambar 1.11Tampilan Sinyal termodulasi percobaan 1 |
Gambar 1.12 Tampilan Sinyal termodulasi percobaan 2 |
Perbandingan Sinyal Termodulasi yang Telah disearahkan
PERCOBAAN 1 |
PERCOBAAN 2 |
Modulasi Sinyal Yang Disearahkan |
|
Gambar 1.13 Tampilan Sinyal termodulasi disearahkan percobaan 1 |
Gambar 1.14 Tampilan Sinyal termodulasi disearahkan percobaan 2 |
Perbandingan Sinyal Ter-Demodulasi
PERCOBAAN 1 |
PERCOBAAN 2 |
Demodulasi Sinyal |
|
Gambar 1.15 Hasil Demodulasi
Sinyal percobaan 1
|
Gambar 1.16 Hasil Demodulasi Sinyal
percobaan
|
Perbandingan Spektrum Frekuensi
PERCOBAAN 1 |
PERCOBAAN 2 |
Spektrum Frekuensi |
|
|
Gambar 1.18 Tampilan Spektrum frekuensi percobaan
|
Tabel 1.6 Perbandingan Spektrum Frekuensi
Analisa Hasil Percobaan
Analisa Perbandingan Sinyal Informasi
Berdasarkan hasil simulasi Matlab Online didapatkan bahwa bentuk sinyal informasi (Baseband Signal) baik pada percobaan 1 dan percobaan 2 kurang lebih sama, dan dapat kita lihat pada Tabel 1.7. Itu juga dikarenakan kedua sinyal informasi tersebut memiliki frekuensi yang sama. Perbedaan dari kedua sinyal informasi tersebut terletak pada Amplitudonya walau tidak terlihat perbedaan amplitudonya melalui gambar, namun kita dapat mengetahui nilai amplitudo, yaitu sama dengan nilai puncak tegangan yang kita input pada saat simulasi. Sinyal informasi pada percobaan 1 memiliki nilai puncak yaitu 2 yang berarti amplitudo nya juga bernilai 2. Sedangkan pada percobaan 2 sinyal informasi memiliki nilai puncak yaitu 5 yang berarti amplitudonya juga bernilai 5.
Analisa Perbandingan Sinyal Carrier
Berdasarkan hasil simulasi Matlab Online didapatkan bahwa bentuk sinyal carrier
baik pada percobaan 1 dan percobaan 2 memiliki bentuk sinyal yan hampir sama. Dapat
kita lihat pada Tabel 1.8. Kedua sinyal carrier tersebut memiliki
frekuensi yang sama. Perbedaan dari kedua sinyal carrier tersebut
terletak pada Amplitudonya walau tidak terlihat perbedaan amplitudonya melalui
gambar, namun kita dapat mengetahui nilai amplitudo, yaitu sama dengan nilai
puncak tegangan yang kita input pada saat simulasi. Sinyal carrier
pada percobaan 1 memiliki nilai puncak yaitu 5 yang berarti amplitudonya juga
bernilai 5. Sedangkan pada percobaan 2 sinyal informasi memiliki nilai puncak
yaitu 2 yang berarti amplitudonya juga bernilai 2.
Analisa Perbandingan Sinyal Termodulasi
Berdasarkan hasil simulasi Matlab Online didapatkan bahwa kedua percobaan memiliki perbedaan bentuk sinyal termodulasi yang berbeda. Perbedaan bentuk sinyal yang termodulasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan nilai indeks modulasi pada masing-masing percobaan serta adanya perbedaan masukan pada Sinyal Baseband dan Carrier. Indeks modulasi sangat berpengaruh terhadap hasil sinyal simulasi, nilai indeks modulasi didapatkan dari perbandingan nilai amplitudo sinyal informasi dengan nilai amplitudo sinyal carrier yang dapat dilihat pada rumus dibawah ini:
m = Em / Ec ………………………………...(1.2)
m = Indeks modulasi
Em = Amplitudo pemodulasi (sinyal informasi)
Ec = Amplitudo pemodulasi (sinyal carrier)
Dengan menggunakan persamaan 1.2, kita dapat mengetahui nilai indeks modulasi dari sinyal termodulasi kedua percobaan, perhitungannya adalah sebagai berikut:
· Indeks modulasi percobaan 1:
m =
m = 0,4
· Indeks modulasi percobaan 2:
m =
m = 2,5
1. Untuk modulasi sempurna, nilai indeks modulasinya adalah 1. Pada percobaan 1 kita mendapatkan nilai indeks modulasi sebesar 0,4 yang merupakan kondisi modulasi normal. Pada percobaan 2 kita mendapatkan nilai indeks modulasi sebesar 2,5. Kondisi indeks modulasi pada percobaan 2 lebih besar dari 1 ( m > 1) disebut kondisi overmodulation, dimana akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan sama sekali berbeda bentuknya dengan sinyal informasi/pemodulasi. Hal ini diakibatkan nilai amplitudo sinyal informasi lebih besari dari nilai amplitudo sinyal carrier.
Indeks Modulasi
Indek modulasi pada AM merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal pemodulasi dengan amplitudo sinyal carrier. Indeks modulasi biasa disimbolkan dengan m, persamaannya sebagai berikut:
m = .......................(1.3)
dimana :
em = sinyal baseband (informasi)
ec = magnitude sinyal carrier (pembawa)
Analisis Domain Frekuensi
Didapatkan persamaan sebagai berikut :
fusb = fc + fm
f isb = fc - fm
visb = vusb = .............(1.4)
Perhitungan Domain Frekuensi
Perhitungan Domain Frekuensi pada percobaan 1
Gambar 1.30 Domain Frekuensi Percobaan 1
fc = 2500
fusb = ≤500
f isb = ≥500
visb = vusb =
=
= 1
Gambar 1.31 Domain Frekuensi Percobaan 2
fc = ≤1000
fusb = ≤1200
f isb = ≥1200
visb = vusb =
=
=2.5
Perhitungan Bandwidth
a. Perhitungan Bandwidthpada percobaan 1
B = 2Fm
B = 2 x 2500
B = 5000
b. Perhitungan Bandwidthpada percobaan 2
B = 2Fm
B = 2 x 1200
B = 2400
Kesimpulan
Amplitude Modulation (AM) atau Modulasi Amplitudo adalah salah satu teknik Modulasi yang proses pemodulasian sinyal frekuensi rendah (sinyal informasi) pada frekuensi tinggi dengan mengubah Amplitudo gelombang frekuensi tinggi (frekuensi pembawa) tanpa mengubah frekuensinya
Berdasarkan hasil percobaan bentuk sinyal informasi baik pada kedua percobaan diambil kesimpulan bahwa kedua sinyal informasi tersebut memiliki frekuensi yang sama. Perbedaan dari kedua sinyal informasi tersebut terletak pada amplitudonya walau tidak terlihat perbedaan amplitudonya melalui gambar, namun kita dapat mengetahui nilai amplitudo, yaitu sama dengan nilai puncak tegangan yang kita input pada saat simulasi
Berdasarkan hasil percobaan bentuk sinyal carrier baik pada kedua diambil kesimpulan bahwa kedua sinyal carrier tersebut memiliki frekuensi yang sama. Perbedaan dari kedua sinyal informasi tersebut terletak pada amplitudonya walau tidak terlihat perbedaan amplitudonya melalui gambar, namun kita dapat mengetahui nilai amplitudo, yaitu sama dengan nilai puncak tegangan yang kita input pada saat simulasi
Berdasarkan hasil percobaan sinyal termodulasi, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan bentuk sinyal yang termodulasi pada kedua percobaan. Perbedaan bentuk sinyal yang termodulasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan nilai indeks modulasi pada masing-masing percobaan. Indeks modulasi sangat berpengaruh terhadap hasil sinyal simulasi, nilai indeks modulasi didapatkan dari perbandingan nilai amplitudo sinyal informasi dengan nilai amplitudo sinyal carrier.
Berdasarkan hasil percobaan sinyal demodulasi, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan bentuk sinyal hasil demodulasi pada kedua percobaan. Perbedaan bentuk sinyal hasil demodulasi tersebut diakibatkan oleh perbedaan nilai indeks modulasi pada masing-masing percobaan. Indeks modulasi sangat berpengaruh terhadap hasil demodulasi sinyal.
Semakin besar Indeks modulasi maka semakin besar peluang terjadi over modulasi, jika nilai Indeks modulasi melebihi 1 maka akan terjadi over modulasi yang menyebabkan distorsi pada sinyal
Referensi- referensi pendukung :
http://catatankulitinta.blogspot.com/2016/10/makalahtelemetri-modulasidan-demodulasi.html
0 Response to "Modulasi dan Demodulasi AM --- Lengkap dengan Penerapan MATHLAB 2020"
Post a Comment